Memindahkan Singgasana Ratu Balqis
Memindahkan Singgasana Ratu Balqis adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 5 Jumadil Awal 1447 H / 27 Oktober 2025 M.
Kajian Tentang Memindahkan Singgasana Ratu Balqis
Pada pertemuan yang lalu, dibahas tentang Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam yang dikirimi hadiah oleh Ratu Balqis. Utusan Ratu Balqis membawa hadiah besar untuk melihat apakah Nabi Sulaiman akan menerima hadiah tersebut. Jika Nabi Sulaiman menerimanya, berarti beliau dianggap raja biasa.
Namun, jika tidak diterima, berarti beliau adalah raja yang luar biasa, tidak menginginkan dunia, dan seorang raja yang benar. Ternyata hadiah itu tidak diterima.
Selanjutnya, Nabi Sulaiman berada dalam rapat yang penting (ijtima’) bersama bala tentaranya. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Sulaiman, meskipun seorang raja yang besar, tetap mengadakan diskusi atau rapat.
Mengenai hal ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah An-Naml ayat ke-38:
قَالَ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَن يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ
“Nabi Sulaiman berkata, ‘Wahai para pembesar (padahal mereka bawahannya), siapakah di antara kalian yang sanggup mendatangkan singgasananya sebelum mereka datang dalam keadaan menyerahkan diri?`”
Nabi Sulaiman menanyakan siapa yang bersedia mendatangkan singgasana Ratu Balqis sebelum rombongan itu datang menyerah.
قَالَ عِفْرِيتٌ مِّنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَ ۖ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ
“Berkatalah Ifirt dari kalangan jin, ‘Aku sanggup mendatangkan singgasana itu kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya dan dapat dipercaya.`”
Perkataan jin Ifrit ini menunjukkan kekuatan yang dimiliki oleh golongan jin, yang mampu mendatangkan singgasana Ratu Balqis dalam waktu singkat. Hal ini juga menunjukkan bahwa pasukan Nabi Sulaiman adalah pasukan yang kuat dan sukar dikalahkan.
Kemudian, pada ayat selanjutnya disebutkan:
قَالَ الَّذِي عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ
“Dan berkatalah orang yang mempunyai ilmu dari Kitab suci, ‘Aku sanggup mendatangkannya kepadamu sebelum matamu berkedip.`”
Para ulama menyebutkan bahwa orang shalih ini memiliki pengetahuan dan ilmu. Allah menyebutkan bahwa orang tersebut memiliki ilmu, menegaskan pentingnya ilmu. Sejak pembahasan Nabi Adam ‘Alaihis Salam sampai Nabi Sulaiman ini, ilmu selalu menjadi fokus. Orang yang berilmu tersebut sanggup memindahkan singgasana Ratu Balqis lebih cepat dari yang dijanjikan oleh jin Ifrit, bahkan sebelum mata berkedip. Orang ini dari kalangan manusia, berbanding dengan jin yang disebutkan sebelumnya. Para ulama berpendapat bahwa orang shalih ini mengetahui Ismullahil A’dzam (Nama Allah yang paling agung) yang apabila ia berdoa dengan menyebut nama tersebut, doanya dikabulkan. Ia berkata bahwa ia bisa mendatangkan singgasana Ratu Balqis sebelum mata berkedip, menunjukkan kecepatan yang sangat tinggi.
فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُ قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Maka ketika Nabi Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, beliau berkata, ‘Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri; dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.`” (QS. An-Naml[27]: 40)
Orang shalih tersebut memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam sekejap. Menurut penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahullah, Allah mengirimkan malaikat atas doa orang tersebut, lalu memindahkan singgasana itu secepat kedipan mata, dan langsung tiba di hadapan Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam.
Ini adalah keistimewaan yang luar biasa dari orang shalih yang memiliki ilmu dan mengetahui Nama Allah yang paling agung, sehingga doanya mustajab. Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa kekuatan malaikat jauh melebihi kekuatan jin. Jin Ifrit sanggup memindahkan sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya, sementara malaikat atas izin Allah melalui doa orang shalih mampu memindahkannya dalam sekejap mata. Pasukan Nabi Sulaiman memang tidak tertandingi oleh pasukan kerajaan mana pun.
Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam menginginkan singgasana Ratu Balqis didatangkan sebelum Ratu Balqis tiba. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan kepadanya mukjizat yang Allah berikan dan anugerah yang Allah kuatkan kepada beliau. Mukjizat ini menunjukkan kebenaran kenabian dan risalah beliau ‘Alaihis Salam. Di antara mukjizat tersebut adalah penundukan jin dan makhluk lainnya untuk melayani beliau, melakukan amalan-amalan di luar kebiasaan manusia yang manusia biasa tidak sanggup melakukannya. Bahkan hingga kini, teknologi secanggih apa pun tidak mampu memindahkan singgasana dalam sekejap mata.
Selain itu, mendatangkan singgasana Ratu Balqis sebelum ia tiba, meskipun dijaga ketat, merupakan dalil nyata dan jelas akan kebenaran Nabi Sulaiman dan bahwa beliau adalah Rasul Allah Ta’ala. Ini adalah jawaban mengapa Nabi Sulaiman mendatangkan singgasana Ratu Balqis: pertama, untuk memperlihatkan mukjizat yang Allah berikan; dan kedua, untuk menunjukkan bahwa beliau adalah utusan Allah yang benar.
Kisah nyata ini menegaskan bahwa segala yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan dalam Al-Qur’an adalah kebenaran yang harus diyakini. Misalnya, tentang riba dan sedekah, sebagaimana Allah berfirman:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ…
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (QS. Al-Baqarah[2]: 276)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menghilangkan keberkahan riba, sementara Allah mengembangkan dan memberikan keberkahan pada sedekah. Orang yang bermuamalah dengan riba hidupnya sengsara (walaupun sepertinya banyak uang), sedangkan orang yang bersedekah hidupnya bahagia karena Allah kembangkan dan berkahi. Keyakinan akan firman-firman Allah harus sekuat keyakinan akan terbitnya matahari dari timur dan terbenamnya di barat.
Kisah ini menunjukkan keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan kelebihan dan segala sesuatu kepada Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam.
Dalam ayat-ayat yang telah disebutkan terdapat faedah-faedah lain, di antaranya adalah kemuliaan ilmu. Orang yang mendatangkan singgasana Ratu Balqis adalah orang yang memiliki ilmu. Sekali lagi, ilmu sangat penting. Oleh karena itu, seseorang hendaknya bersemangat dalam menuntut ilmu, terutama ilmu agama, di samping ilmu dunia yang juga dibutuhkan. Ilmu agama sangat penting karena ilmu adalah sarana bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengangkat derajat seseorang.
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadalah[58]: 11)
Nabi Adam ‘Alaihis Salam diciptakan dari tanah, sementara malaikat dari cahaya. Meskipun unsur cahaya lebih utama dari tanah, ketika Nabi Adam memiliki ilmu, derajatnya diangkat di atas makhluk lain karena ilmu. Pada awal Surah Al-Baqarah, ketika Allah memerintahkan malaikat untuk menyebut nama-nama, mereka berkata tidak punya ilmu, kecuali yang diajarkan Allah. Namun, ketika Nabi Adam menyebutkannya, Allah memerintahkan malaikat untuk sujud kepadanya. Kemuliaan ini didasari oleh ilmu.
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa orang shalih yang mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis adalah orang yang berilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menyebutkan, “Berkatalah orang yang mempunyai ilmu dari Kitab suci,” yang sanggup mendatangkan singgasana itu sebelum mata berkedip. Ilmu itu mulia, sehingga menuntut ilmu tidak akan merugikan, berapa pun biaya, waktu, dan tenaga yang dikeluarkan, karena dampaknya adalah peningkatan derajat di sisi Allah.
Seseorang harus serius dalam belajar, fokus pada satu guru atau majelis hingga selesai, baik dalam tauhid, fikih, atau bidang ilmu lainnya, dari awal hingga akhir. Belajar ilmu tidak boleh loncat-loncat dari satu topik ke topik lain, atau dari satu guru ke guru lain tanpa penyelesaian. Keseriusan dalam belajar ilmu agama, seperti tauhid dan fikih, sangat ditekankan. Belajar haruslah beraturan, bukan hanya mengikuti yang sedang viral, dan tidak boleh hanya memilih ustadz secara berganti-ganti tanpa ketuntasan.
Hal ini kembali menekankan pada kemuliaan ilmu Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
قَالَ الَّذِي عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ
“Berkatalah orang yang mempunyai ilmu dari Kitab suci, ‘Aku sanggup mendatangkannya kepadamu sebelum matamu berkedip’.”
Pelajaran yang dapat diambil adalah agar seseorang lebih bersemangat dalam menuntut ilmu, duduk serius di majelis ilmu, dan fokus pada satu guru hingga menyelesaikan apa yang dipelajari, bukan berpencar-pencar dan tidak fokus.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Mari turut membagikan link download kajian “Memindahkan Singgasana Ratu Balqis” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.
Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com
Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :
Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55731-memindahkan-singgasana-ratu-balqis/